Keselamatan Kerja Pada Pengelasan

Keselamatan Kerja Pada Pengelasan Asitilen / Asitilin
Keselamatan Kerja pada Pengelasan Las Busur Listrik
Keselamatan Kerja Pada las Asitilen / Asitilin
Keselamatan Kerja Pada las Asitilen / Asitilin
 1.      GAS DALAM ASAP LAS
           Menurut (Harsono, 1996)sewaktu proses pengelasan berlangsung terdapat gas – gas yang berbahaya yang perlu diperhatikan , yaitu :
a.       Gas karbon monoksida ( CO )
Gas ini mempunyai afinitas yang tinggi terhadap haemoglobin ( Hb ) yang akan menurunkan daya penyerapannya terhadap oksigen .
b.      Karbon dioksida (CO2)
gas ini sendiri sebenarnya tidak berbahaya terhadap tubuh tetapi bila konsentrasi CO2 terlalu tinggi dapat membahayakan operator.

c.       Gas Nitrogen monoksida (NO)
Gas NO yang masuk ke dalam pernafasan tidak merangsang, tetapi akan bereaksi dengan haemoglobin (Hb)seperti halnya gas CO. Tetapi ikatan antara NO dan Hb jauh lebih kuat daripada CO dan Hb maka gas NO tidak mudah lepas dari haemoglobin, bahkan mengikat oksigen yang dibawa oleh haemoglobin. Hal ini menyebabkab kekurangan oksigen yang dapat membahayakan sistem syaraf.
d.      Gas nitrogen dioksida ( NO2)
Gas ini akan memberikan rangsangan yang kuat terhadap mata dan lapisan pernafasan, bereaksi dengan haemoglobine ( Hb ) yang dapat menyebabkan sakit mata dan batuk–batuk pada operator . Keracunan gas ini apabila dipakai untuk jangka waktu yang lama akan berakibat operator menderita penyakit TBC atau paru–paru .
e.       Gas-gas beracun yang terbentuk karena penguraian dari bahan pembersih dan pelindung terhadap karat .
                                                                                                                                   
2.      PENCEGAHAN BAHAYA
              Pada proses pengelasan operator harus benar – benar mengetahui dan memahami bahaya – bahaya yang muncul selama proses pengelasan ini berlangsung.  Menurut Harsono, 1996,beberapa macam bahaya pengelasan yang mungkin saja timbul sewaktu proses berlangsung , meliputi :

3.1.   Bahaya Ledakan.
       Bahaya ledakan yang sering terjadi pada proses pengelasan produk yang berbentuk tangki atau bejana bekas tempat penyimpanan bahan – bahan  yang mudah menyala atau terbakar . Pada proses pengelasan / pemotongan ini diperlukan beberapa hal persiapan pendahuluan untuk menghindari bahaya ledakan , seperti :
a.       Pembersihan bejana atau tangki
Sebelum proses pengelasan berlangsung maka   bejana atau tangki perlu dibersihakan dengan :
·         Air untuk bahan yang mudah larut.
·         Uap untuk bahan yang ,mudah menguap.
·         Soda kostik untuk membersihkan minyak , gemuk atau pelumas.
b.      Pengisian bejana atau tangki
Setelah proses pembersihan selesai isilah  tangki atau bejana dengan air sedikit di bawah bagian yang akan dilas/dipotong.
c.       Kondisi tangki sewaktu proses pengelasan
Selama proses pengelasan berlangsung kondisi tangki atau bejana harus dalam keadaan terbuka agar gas yang menguap karena pada proses pemanasan gas dapat keluar.
d.      Penggunaan gas lain
Apabila dalam proses pengisian tangki atau bejana dengan air mengalami kesulitan maka sebagai gantinya dapat digunakan gas CO2 atau gas N2 dengan konsentrasi minimum 50 % dalam udara .

3.2.   Bahaya Jatuh
     Untuk pengerjaan konstruksi bejana, tangki pertamina atau konstruksi bangunan lainnya yang membutuhkan tempat yang tinggi, bahaya yang mungkin dapat terjadi adalah bahaya jatuh atau kejatuhan yang berakibat fatal . Beberapa langkah yang perlu diambil oleh operator untuk  menghindari bahaya ini :
a.       Menggunakan tali pengaman.
b.      Menggunakan topi pengaman untuk mencegah  terjadinya kejatuhan benda – benda atau kena panas matahari.

3.3.   Bahaya Kebakaran
     Proses pengelasan selalu berhubungan dengan api sehingga bahaya kebakaran sangat mungkin terjadi mengingat proses ini sangat berhubungan erat dengan api dan gas yang mudah terbakar, untuk itu operator perlu sekali mengambil langkah – langkah pengamanan seperti :
a.       Ruangan atau areal pengelasan harus bebas dari  kain, kertas, kayu, bensin, solar, minyak atau bahan – bahan lain yang mudah terbakar atau meledakharus ditempatkan di tempat khusu yang tidak akan terkena percikan las.
b.      Jauhkan tabung – tabung dan generator dari percikan api las, api gerinda atau panas matahari.
c.       Perbaikan pada sambungan – sambungan pipa atau selang – selang terutama saluran Asetilen.
d.      Penyediaan alat pemadam kebakaran di tempat yang mudah dijangkau seperti bak air, pasir, hidrant .
e.       Kabel yang ada didekat tempat pengelasan diisolasi dari karet ban.

3.4.   Bahaya Percikan Api / Panas
 Bahaya dari percikan api atau panas akan berakibat bahaya kebakaran seperti yang diuraikan diatas , tetapi bahaya lainnya adalah pada operator las sendiri yang terkena luka bakar atau sakit mata . Untuk itu operator selalu dianjurkan menggunakan alat –alat pelindung seperti: sarung tangan, apron, sepatu tahan api, kaca mata las, topeng las 

3.5.   Bahaya Gas dalam Asap Las
Pencegahan atau tindakan yang harus diambil oleh operator untuk menghindari bahaya gas dalam asap las adalah :
a.       Pekerjaan las harus dikerjakan dalam   ruang terbuka atau ruang yang berventilasi agar gas dan debu yang terbentuk segera terbuang.
b.      Apabila ventilasi masih belum cukup memadai maka sebaiknya memakai masker hidung.
c.       Untuk pengerjaan pengelasan dalam tangki perlu tindakan di bawah ini :
·         Menggunakan penghisap gas / debu.
·         Dibutuhkan seorang rekan operator di luar tangki atau bejana yang selalu siaga apabila terjadi bahaya.
·         Voltage lampu penerangan maksimum 12 volt

3.6.   Bahaya Sinar
    Selama proses pengelasan akan menimbulkan cahaya,  sinar ultra violet dan sinar infra merah yang berbahaya sehingga diperlukan:
a.    Pelindung mata atau goegle
        Pelindung mata tersebut harus mampu menurunkan kekuatan cahaya tampak dan harus dapat menyerap atau melindungi mata dari pancaran sinar ultraviolet dan inframerah. Untuk keperluan ini maka pelindung mata harus mempunyai warna transmisi tertentu, misalnya abu-abu, coklat atau hijau (Harsono, 1996). Pelindung mata atau goegle yang mempunyai nomor warna dan penggunaan seperti di tunjukkan pada tabel di bawah ini :


Tabel 1. Nomor warna penggunaan goegle
No.warna
Las busur listrik
Las gas
2,5
-
Untuk cahaya rendah
3
-
Untuk cahaya rendah
4
-
Untuk cahaya rendah
5
Untuk busur di bawah 30 A
Untuk cahaya sedang
6
Untuk busur di bawah 30 A
Untuk cahaya sedang
7
Untuk busur di antara 30 s.d. 70 A
Untuk cahaya kuat
8
Untuk busur di antara 30 s.d. 70 A
Untuk cahaya kuat


b.      Pelindung muka
        Pelindung muka dipakai untuk melindungi seluruh muka terhadap kebakaran kulit sebagai akibat cahaya busur, percikan yang tidak dapat dilindungi dengan hanya memakai pelindung mata saja. Bentuk dari pelindung muka bermacam-macam dapat berupa helmet dan dapat berupa pelindung yang harus dipegang (Harsono, 1996).

4.      PEMECAHAN MASALAH
   Untuk dapat memecahkan masalah tersebut maka perlu adanya perhatian yang khusus.
Disini penulis mencoba memberikan masukan yang mungkin dapat membantu supaya kegiatan praktikum pengelasan di Lab. Proses Produksi bisa berlangsung lancar dan aman sehingga bahaya – bahaya yang diakibatkan oleh praktikum pengelasan dapat dihindari , misalnya :
a.         Penambahan ruang praktikum.
b.         Penambahan blower.
c.         Mempertinggi atap ruang praktikum.
d.   Penyediaan makanan atau minuman suplemen misalnya susu untuk menetralisir terjadinya sesak  napas setelah kegiatan praktikum pengelasan selesai.

5.      KESIMPULAN
1.      Kecelakaan pada saat proses mengelas pada umumnya    disebabkan oleh kelalaian operator pada saat pengerjaan las,pemakaian pelindung yang kurang tepat.
2.      Usaha menghindari kecelakaan khususnya di Lab Proses Produksi FTI-UAJY dengan meningkatkan rasa tanggung jawab pada saat pengerjaan las, pemakaian pelindung yang tepat, pengaturan lingkungan, menambah makanan/minuman suplemen, menambah blower.

DAFTAR PUSTAKA
Bambang, P., 1992, Teknologi Mekanik, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Harsono, Toshie, 1996, Teknologi Pengelasan Logam,. Pradnya Paramita, Jakarta.
Robert, W.,K., 1993, Dasar-dasar Pengelasan, Erlangga.
Sumakmur, P.,K., 1995, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Gunung Agung, Jakarta.
Tan, H., L., 1992, Welding Gas,  ATMI Solo Press.